Kamis, 31 Desember 2009

SISTEM PENANGGALAN MASEHI DAN SEJARAHNYA


   Sistem penanggalan tidak terlepas dari Ilmu Falak atau Astronomi yang mempelajari benda-benda langit dan Ilmu Faraid di kalangan umat Islam dikenal dengan sebutan Ilmu Hisab yang berhubungan dengan perhitungan-perhitungan. Dan suatu kalender adalah sistim perhitungan dimensi waktu yang meliputi jangka panjang, yang digunakan baik untuk kehidupan sehari-hari seperti penentuan Hari-hari besar keagamaan maupun untuk tujuan Ilmiah. Kerumitan sistim kalender terletak pada tidak bulatnya bilangan periode astronomis. Misalnya sistim kalender Masehi menggunakan peredaran bumi mengelilingi matahari yang rata-rata memerlukan waktu 365,242199 hari.Sedangkan sistim kalender Islam mengunakan peredaran bulan mengelilingi bumi yang memperhitungkan juga pengaruh peredaran bumi mengelilingi matahari, memakan waktu 29,530589 hari. Sebenarnya sistim Tarihk Masehi ini telah berlangsung lama sebelum dilahirkannya Nabi Isa a.s . Saat itu bulan pertama adalah bulan Maret, bulan kedua bulan April dan bulan terakhir adalah bulan Pebuarius, baru kemudian saat parlemen Yunani bersidang untuk pertama kalinya pada bulan Januari barulah bulan Januari dianggap sebagai bulan pertama dan bulan terakhirnya bulan Desember.

    Bukti kebenaran ini bisa kita lihat dari arti kata Sepetember artinya Tujuh, namun dijadikan bulan kesembilan dan Oktober berarti delapan, namun dijadikan bulan kesepuluh. Kemudian tahun kelahiran Nabi Isa a.s dijadikan sebagai tahun yang pertama sedangkan nama-nama bulan tetap dipakai, sistim ini terkenal dengan nama sistim Yustinian. Sistim serupa ini setelah berlangsung selama 15 abad terdapat keraguan mengenai kebenaran sistem ini. Satu hal yang menarik perhatian dan justru sebagai pengungkap kesalahan sistem itu ialah saat-saat penentuan wafatnya Isa Al Masih (Easterday), yang diyakini oleh orang Nasrani jatuh pada hari minggu setelah bulan purnama yang selalu terjadi segera setelah tanggal 21 Maret, namun mereka memperingatinya sudah lama beberapa hari berlalu.

     Kemudian Paus Gregorius ke XIII melakukan koreksi penanggalan sehingga terjadi pelompatan tanggal sehari setelah tanggal 4 Oktober 1582 M menjadi tanggal 5 Oktober 1582 M hal itu dimaksud supaya peringatan wafatnya Yesus betul-betul menjiwai keadaan sesungguhnya yaitu jatuh pada bulan purnama segera setelah matahari melintasi titik Aries ( 21 Maret ). Peristiwa itu merupakan peristiwa bersejarah dalam sistem anggaran baru tahun Masehi. Satu tahun tidak lagi dihitung 365.25 hari , melainkan 365.242199. Atas dasar penentuan itu maka tiap – tiap 400 tahun akan terjadi selisih 3 hari dengan anggaran Yustinian. Selisih tiga hari itu diatasi dengan cara tiap bilangan abad yang tidak habis dibagi empat dianggap tahun pendek Basithah = Common year, tetapi bilangan abad yang habis dibagi empat dihitung tahun panjang Kabisat = leap year.

      Dengan demikian kesulitan akibat adanya anggaran baru itu dapat diatasi. Di Indonesia sistem Gregorius itu berlaku sejak Belanda memasuki negeri kita karena di negeri Belanda sistem serupa itu diberlakukan sejak tahun 1583 M. Di Swedia mulai tahun 1753 M, Jepang pada tahun 1873 M, di Cina tahun 1912 M dan terakhir di Turki pada tahun 1927 M.

sumber: http://suwondo.wordpress.com/2008/07/31/sistem-penanggalan-masehi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar